Berhati-hatilah jika anda ingin menyekolahkan putra-putri
anda di SMP Negeri 2 Sukaraja. Saya
mendapatkan cerita ini dari seorang teman.
Pada tahun 2014, seorang teman saya mendaftarkan anaknya di
SMP Negeri 2 Sukaraja Bogor. Oleh
petugas bagian penerimaan, teman saya itu diminta untuk mengumpulkan semua
berkas termasuk rapor asli, ijazah, akte kelahiran (asli) dan lainnya. Selang
beberapa hari, teman saya itu ditelepon oleh si petugas, dan diminta untuk
menemui si petugas tersebut di SMP Negeri 2 Sukaraja.
Ketika bertemu, si petugas memberitahukan bahwa semua arsip
yang dikumpulkan kemarin hilang entah kemana. Beliau memberitahukan, jika anak
teman saya itu ingin sekolah di SMP negeri 2 Sukaraja ini tanpa melalui
prosedur pengumpulan arsip, maka dia harus membayar uang 3,5 juta rupiah. Kaiau
tidak, dia (si petugas tersebut) bisa menyalurkan ke sekolah lain, di sebuah
sekolah negeri lainnya dengan menyiapkan uang sebesar 6.5 juta rupiah. Karena
kebingungan, lalu teman saya itu memutuskan untuk pulang dulu.
Sekitar dua hari kemudian, teman saya datang lagi ke SMP
Negeri 2 Sukaraja, dan menemui si petugas tersebut. Lalu teman saya itu meminta
agar berkas-berkasnya segera dikembalikan, kali ini dengan ancaman tegas, bahwa
jika berkas-berkasnya tidak dikembalikan, maka dia akan membawa temannya
seorang wartawan dari sebuah media. Si petugas agak ketakutan, lalu beliau
meminta agar teman saya itu kembali lagi besok pagi, agar si petugas penerimaan
tersebut bisa mencari kembali berkasnya yang hilang. Teman saya itu pun memberi
kesempatan agar besok pagi berkas yang diminta segera ada.
Keesokan harinya, teman saya itu pun kembali ke sekolah
tersebut. Dan benar, si petugas tersebut sudah mempersiapkan berkas yang
tadinya dinyatakan hilang. Akhirnya teman saya itu mengambil berkas tersebut
dan mencari sekolah lain.
Saran saya, berhati-hatilah jika anda ingin menyekolahkan
putra-putri anda di SMP Negeri 2 Sukaraja Bogor. Waspadalah terhadap
oknum-oknum petugas penerimaan murid baru. Trik mereka adalah membuat
berkas-berkas yang kita serahkan itu seolah-olah hilang, dan kita dimintai
sejumlah uang agar putra-putri kita bisa diterima tanpa melalui persyaratan
yang berlaku.
Update:
SMPN 2 Sukaraja Diduga Kuat Lakukan Pungli di PPDB 2016,
Disdik Tutup Mata
KABUPATEN BOGOR, (KabarFaktual) - Hal memalukan kembali
menimpa dunia pendidikan di Indonesia khususnya wilayah Kabupaten Bogor yang
dimana menjadi daerah penyangga ibu Kota Jakarta.
Hal memalukan itu diduga dilakukan oleh segelintir oknum
guru di SMPN 2 Sukaraja, yang alamat sekolahnya persis di pinggir jalan baru
alternatif Sentul, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor.
Dalam keteranganya kepada kabarfaktual.com, Senin
(11/7/2016), "E" (inisial) yang merupakan orang tua dari
"N" mengaku telah dimintai sejumlah Uang oleh pihak sekolah SMPN 2
Sukaraja berinisial "A" agar anaknya bisa diterima disekolah tersebut.
"Saya datang ke SMPN 2 Sukaraja dengan maksud
mendaftarkan anak saya sekolah, tapi kenapa pihak sekolah malah menyuruh saya
menyiapkan uang hingga Rp3 juta agar anak saya diterima," beber E dengan
nada kecewa.
Menurutnya, Nilai anaknya tersebut terbilang bagus, dimana
NEM nya pun diatas rata-rata.
"Saya mau mendaftar ke sekolah lain tapi sudah tutup
pendaftaranya, karena anak saya lulusan dari sekolah di daerah Bekasi.
Kebetulan ada teman yang bilang agar saya mencoba mendaftarkan anak saya ke
SMPN 2 Sukaraja, yah saya coba ternyata diterima,tapi itu tadi harus membayar
sekitar Rp.2.500.000 hingga Rp.3.000.000," sebutnya.
Ditambahkan dia, yang membuat dirinya juga merasa terkejut
lantaran pengakuan "A" (oknum guru,red) bahwa uang tersebut bertujuan
untuk berkoordinasi kepada wartawan.
"Ya karena saya merasa ini suatu pungli terpaksa saya
batalkan niat saya mendaftarkan anak saya sekolah di SMP tersebut, apalagi guru
tersebut meminta sejumlah UPETI kepada saya dengan alasan digunakan untuk
berkoordinasi dengan sejumlah wartawan, kan aneh," tanya dia.
Pada pemberitaan sebelumnya terkait masalah ini, Selasa
(5/7) lalu, Zeid Halomoan selaku Wakil kepala sekolah membantah keras dugaan
itu.
Dimana pihaknya menampik keras jika hal yang dituduhkan
ditempat dirinya bertugas telah terjadi Pungutan Liar (Pungli).
"Nanti saya bicarakan dulu ke Kepsek yah mas, karena
menurut saya tidak benar adanya pungutan itu hingga mencapai jutaan rupiah
terhadap siswa yang baru diterima di SMPN 2 Sukaraja itu," kilahnya.
Semoga bermanfaat.