Kamis, 02 Juli 2015

Hati-hati mendaftarkan anak anda di SMP Negeri 2 Sukaraja Kab. Bogor

Berhati-hatilah jika anda ingin menyekolahkan putra-putri anda di SMP Negeri 2 Sukaraja.  Saya mendapatkan cerita ini dari seorang teman.

Pada tahun 2014, seorang teman saya mendaftarkan anaknya di SMP Negeri 2 Sukaraja Bogor.  Oleh petugas bagian penerimaan, teman saya itu diminta untuk mengumpulkan semua berkas termasuk rapor asli, ijazah, akte kelahiran (asli) dan lainnya. Selang beberapa hari, teman saya itu ditelepon oleh si petugas, dan diminta untuk menemui si petugas tersebut di SMP Negeri 2 Sukaraja.

Ketika bertemu, si petugas memberitahukan bahwa semua arsip yang dikumpulkan kemarin hilang entah kemana. Beliau memberitahukan, jika anak teman saya itu ingin sekolah di SMP negeri 2 Sukaraja ini tanpa melalui prosedur pengumpulan arsip, maka dia harus membayar uang 3,5 juta rupiah. Kaiau tidak, dia (si petugas tersebut) bisa menyalurkan ke sekolah lain, di sebuah sekolah negeri lainnya dengan menyiapkan uang sebesar 6.5 juta rupiah. Karena kebingungan, lalu teman saya itu memutuskan untuk pulang dulu.

Sekitar dua hari kemudian, teman saya datang lagi ke SMP Negeri 2 Sukaraja, dan menemui si petugas tersebut. Lalu teman saya itu meminta agar berkas-berkasnya segera dikembalikan, kali ini dengan ancaman tegas, bahwa jika berkas-berkasnya tidak dikembalikan, maka dia akan membawa temannya seorang wartawan dari sebuah media. Si petugas agak ketakutan, lalu beliau meminta agar teman saya itu kembali lagi besok pagi, agar si petugas penerimaan tersebut bisa mencari kembali berkasnya yang hilang. Teman saya itu pun memberi kesempatan agar besok pagi berkas yang diminta segera ada.
Keesokan harinya, teman saya itu pun kembali ke sekolah tersebut. Dan benar, si petugas tersebut sudah mempersiapkan berkas yang tadinya dinyatakan hilang. Akhirnya teman saya itu mengambil berkas tersebut dan mencari sekolah lain.

Saran saya, berhati-hatilah jika anda ingin menyekolahkan putra-putri anda di SMP Negeri 2 Sukaraja Bogor. Waspadalah terhadap oknum-oknum petugas penerimaan murid baru. Trik mereka adalah membuat berkas-berkas yang kita serahkan itu seolah-olah hilang, dan kita dimintai sejumlah uang agar putra-putri kita bisa diterima tanpa melalui persyaratan yang berlaku.

Update:


SMPN 2 Sukaraja Diduga Kuat Lakukan Pungli di PPDB 2016, Disdik Tutup Mata

KABUPATEN BOGOR, (KabarFaktual) - Hal memalukan kembali menimpa dunia pendidikan di Indonesia khususnya wilayah Kabupaten Bogor yang dimana menjadi daerah penyangga ibu Kota Jakarta.

Hal memalukan itu diduga dilakukan oleh segelintir oknum guru di SMPN 2 Sukaraja, yang alamat sekolahnya persis di pinggir jalan baru alternatif Sentul, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor.

Dalam keteranganya kepada kabarfaktual.com, Senin (11/7/2016), "E" (inisial) yang merupakan orang tua dari "N" mengaku telah dimintai sejumlah Uang oleh pihak sekolah SMPN 2 Sukaraja berinisial "A" agar anaknya bisa diterima disekolah tersebut.

"Saya datang ke SMPN 2 Sukaraja dengan maksud mendaftarkan anak saya sekolah, tapi kenapa pihak sekolah malah menyuruh saya menyiapkan uang hingga Rp3 juta agar anak saya diterima," beber E dengan nada kecewa.

Menurutnya, Nilai anaknya tersebut terbilang bagus, dimana NEM nya pun diatas rata-rata.
"Saya mau mendaftar ke sekolah lain tapi sudah tutup pendaftaranya, karena anak saya lulusan dari sekolah di daerah Bekasi. Kebetulan ada teman yang bilang agar saya mencoba mendaftarkan anak saya ke SMPN 2 Sukaraja, yah saya coba ternyata diterima,tapi itu tadi harus membayar sekitar Rp.2.500.000 hingga Rp.3.000.000," sebutnya.

Ditambahkan dia, yang membuat dirinya juga merasa terkejut lantaran pengakuan "A" (oknum guru,red) bahwa uang tersebut bertujuan untuk berkoordinasi kepada wartawan.

"Ya karena saya merasa ini suatu pungli terpaksa saya batalkan niat saya mendaftarkan anak saya sekolah di SMP tersebut, apalagi guru tersebut meminta sejumlah UPETI kepada saya dengan alasan digunakan untuk berkoordinasi dengan sejumlah wartawan, kan aneh," tanya dia.

Pada pemberitaan sebelumnya terkait masalah ini, Selasa (5/7) lalu, Zeid Halomoan selaku Wakil kepala sekolah membantah keras dugaan itu.

Dimana pihaknya menampik keras jika hal yang dituduhkan ditempat dirinya bertugas telah terjadi Pungutan Liar (Pungli).

"Nanti saya bicarakan dulu ke Kepsek yah mas, karena menurut saya tidak benar adanya pungutan itu hingga mencapai jutaan rupiah terhadap siswa yang baru diterima di SMPN 2 Sukaraja itu," kilahnya.

Sumber Update : http://www.kabarfaktual.com/2016/07/smpn-2-sukaraja-diduga-kuat-lakukan.html

Semoga bermanfaat.